Pernah nggak sih, waktu kecil, kita duduk manis sambil mendengarkan dongeng dari orang tua atau guru? Ada yang tentang pangeran dan putri, ada yang soal hewan-hewan yang bisa bicara, atau mungkin legenda yang katanya benar-benar terjadi. Dongeng selalu punya cara ajaib untuk bikin kita terhanyut, membayangkan dunia yang jauh lebih luas dari yang kita lihat sehari-hari.
Hari ini, 20 Maret, dunia merayakan sesuatu yang spesial, Hari Dongeng Sedunia. Sebuah momen di mana kita diajak untuk kembali ke dunia cerita, mengenang kisah-kisah yang pernah membuat kita tersenyum, takut, atau bahkan termotivasi untuk bermimpi lebih besar.
Segala sesuatu pasti ada asal-usulnya. Hari Dongeng Sedunia pertama kali diperingati di Swedia pada tahun 1991 dengan nama Alla Berättares Dag (Hari Para Pendongeng). Lalu, ide ini menyebar ke berbagai negara hingga akhirnya diakui secara global.
Tujuannya sederhana, mengingatkan dunia bahwa dongeng adalah bagian penting dari budaya manusia. Bukan cuma sekadar cerita, tapi juga warisan, pelajaran, dan kadang—cermin bagi kehidupan kita sendiri.
Sekadar Hiburan atau Lebih Dari Itu?
Buat anak kecil, dongeng itu mungkin hanya hiburan sebelum tidur. Tapi kalau dipikir lebih dalam, dongeng selalu menyelipkan pesan yang bisa kita bawa sampai dewasa.
• Si Kancil yang cerdik ngajarin kita kalau kecerdasan bisa mengalahkan kekuatan.
• Cinderella membuktikan bahwa kesabaran bisa membawa keberuntungan.
• Malin Kundang mengingatkan kita tentang karma dan pentingnya menghormati orang tua.
• Legenda Sangkuriang mengajarkan tentang konsekuensi dari kesalahan yang nggak disengaja.
•Setiap dongeng punya sesuatu yang bisa kita pelajari, tergantung dari sudut mana kita melihatnya.
Kenapa Dongeng Masih Relevan di Zaman Sekarang?
Di era internet, media sosial, dan AI, kita berpikir dunia sudah terlalu maju untuk dongeng. Tapi anehnya, kita tetap suka cerita. Film, novel, bahkan game—semuanya berkembang dari konsep mendongeng.
Kita mungkin nggak lagi duduk mengelilingi nenek sambil mendengarkan cerita rakyat, tapi kita masih terpesona dengan alur plot di film Marvel, masih betah berjam-jam nonton anime atau binge-watching series favorit. Itu bukti kalau manusia pada dasarnya suka mendengar dan menceritakan kisah.
Bahkan, dalam dunia profesional pun, storytelling tetap penting. Seorang pemimpin yang bisa berbicara dengan narasi yang kuat akan lebih didengar daripada yang sekadar menyampaikan data tanpa emosi.
Dongeng dan Kehidupan Nyata
Kadang aku berpikir, mungkin hidup kita sendiri juga seperti dongeng yang belum selesai ditulis. Kita semua adalah tokoh utama dalam cerita masing-masing. Ada konflik, ada tantangan, ada kebahagiaan, dan ada pelajaran yang selalu bisa diambil di setiap bab perjalanan kita.
Jadi, di Hari Dongeng Sedunia ini, aku ingin mengingatkan, Jangan pernah berhenti bercerita.
Entah itu lewat tulisan, lisan, film, atau bahkan sekadar berbagi pengalaman ke teman dekat. Karena suatu hari nanti, cerita kita mungkin akan menjadi dongeng yang menginspirasi orang lain.
-MB-
0 komentar:
Posting Komentar